Why dirrect selling?
Karena sebagian besar orang butuh dilayani. Dirrect selling ialah menawarkan dan melayani langsung produk ataupun jasa kepada orang (calon pembeli).
Berikut ini 3 poin penting yang perlu diperhatikan agar marketing dengan cara dirrect selling dapat berjalan dengan efektif.
1. Tiap orang harus punya cluster (kelompok / organisasi yang diikuti), sebagai salah satu wadah untuk promosi produk/ jasa yang kita tawarkan. Cluster ini merupakan wadah yang cukup efektif karena mereka yang tergabung di dalamnya tentu sudah mengenal kita. Jadi akan lebih mudah untuk mempromosikan produk kita di hadapan mereka dan memberikan kepercayaan terhadap produk kita.
2. Marketing tidak boleh membabi buta. Kesalahan yang biasa dilakukan oleh marketer saat menawarkan produknya adalah berbicara terus-menerus secara membabi buta, dan ia biasanya kurang memberi kesempatan untuk calon pembeli berinteraktif dengan kita mengenai produk yang kita tawarkan. Sehingga tidak heran ketika seorang marketer yang sudah panjang lebar menjabarkan tentang produk yang ditawarkan, namun kurang mendapat tanggapan positif dari calon pembeli. Selain itu, yang tidak kalah penting adalah dilarang membroadcast produk kita secara massal dan berulang kali. Kalau hanya sekali itu tidak masalah, setidaknya hanya untuk memperkenalkan produk kita. Selanjutnya apabila kita tetap promosi dengan cara yang sama (broadcast) dan dilakukan setiap hari, maka cepat atau lambat akan membuat orang lain yang melihat promosi kita menjadi risih dan bisa saja delete kontak milik kita.
3. Buat marketing tools
Setiap orang dengan usianya yang berbeda-beda, maka cara bicara dan melayaninyapun berbeda. Untuk itu diperlukan marketing tools yang sesuai. Agar mereka (konsumen) banyak yang mau membeli produk kita, maka bisa dengan melalui dropsiper atau reseller yang cepat dalam melayani.
Terkait dengan poin nomor 1 yakni mengenai cluster, berikut ini penulis tambahkan beberapa cluster strategi yang penulis peroleh dari Mr. Praka, antara lain:
1. Mengklasterkan teman terdekat
2. Mengklasterkan lingkungan terdekat. Contoh: ibu-ibu arisan, komunitas atau organisasi yang diikuti, dan sebagainya.
3. Mengklasterkan ibu-ibu yang punya anak (bisa ibunya anak teman anak kita atau ibu teman kita)
4. Mengklasterkan orang-orang kompleks atau tetangga terdekat kita.
Selain mengklasterkan beberapa kelompok sebagai sarana untuk mempromosikan produk kita, kita juga dapat menggunakan metode atau cara lain, antara lain: metode silaturahim dengan privat massage (PM) melalui BBM; Menjalin hubungan dirrect communication, misalnya komentar di status (update) orang, baik di BBM maupun di Facebook; Sebar leaflet di tempat yang bisa dilihat dengan mudah oleh orang, misalnya digantung di gerbang rumah orang di dalam komplek perumahan; Mencari anak kecil yang sesuai target pasar kita untuk kemudian kita berikan produk kita. Apabila si anak tersebut suka dengan produk yang kita berikan, maka biasanya mereka akan memberitaukan orang tuanya dan besar kemungkinan untuk repeat order secara kontinu.
Lalu bagaimana jika kita sebagai mahasiswa ingin berjualan di kampus?
Mr. Praka memberikan pernyataan bahwa kemungkinan kecil untuk produk kita laku apalagi kalau harga yang kita tawarkan lebih mahal dibanding dengan produk yang sama yang ada di pasaran. Karena itu akan lebih baik jika kita tidak jualan di kampus, namun berdayakanlah mereka (mahasiswa) dengan menarik mereka menjadi reseller, insya Allah kena. J
Oke, cukup sekian materi Marketing with Dirrect Selling yang dapat penulis sampaikan. Mohon maaf apabila masih banyak kekurangan. Semoga bermanfaat.. ^_^
Team Umar 009
Tidak ada komentar:
Posting Komentar